Tentang cupang

Teman-teman sekalian disini ada beberapa catatan yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, yang diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan kita bersama mengenai ikan cupang

Selamat membaca...
-------------------------------------------------------------------------------------
Sejarah ikan betta / cupang
---------------------------------------
Ikan betta/cupang tentu sudah tidak asing bagi kita. Ikan yang di Indonesia dikenal dengan nama cupang ini mudah ditemui di toko toko atau pasar ikan. Tetapi apakah anda pernah mendengar sejarah ikan betta/cupang ? Demam ikan betta/cupang telah di mulai sekitar 200 tahun yang lalu di Siam Thailand. Orang Siam menyukai pertarungan betta/cupang dan dari situlah betta/cupang mulai menanjak pamornya. Kegilaan pada betta/cupang menyebabkan warga Siam Thailand mempertaruhkan segala yang dimilikinya. Karena begitu popular Raja Siam mengumpulkan para petarung beserta koleksinya. Dan dibuatlah peraturan dan pajak mengenai adu ikan betta/cupang. Tapi jangan pernah berpikir betta/cupang asal siam ini secantik dan sehebat ikan betta/cupang yang kita temui di penjual ikan. Betta/cupang masa itu didominasi warna gelap dan suram. Sama sekali tidak menonjolkan sisi keindahan. Ikan ini mudah ditemui di parit atau sawah milik masyarakat Thailand dan Malaysia. Betta/cupang liar yang asli memiliki warna coklat kehijauan kotor dan sirip yang cukup besar untuk membuat mereka tetap berenang. Tidak ada sirip ekor yang menjuntai kelebihan bagasi. Tapi dari sinilah evolusi betta/cupang dimulai. Kegilaan yang amat sangat membuat masyarakat bereksperimen mengembangkan menjadi lebih baik.

Pada tahun 1840 Raja Siam memberikan beberapa koleksi betta/cupang pada koleganya. Kemudian ikan betta/cupang tersebut berpindah tangan kepada Dr Theodor Cantor, seorang peneliti genetika. Sembilan tahun kemudian, Theodor menerbitkan sebuah artikel di mana dia mendiskripsikan ikan tersebut dan menamai mereka: Macropodus Pugnax. Pada tahun 1909, nama Macropodus Pugnax terpaksa dirubah karena masukan dari Mr Tate Regan yang menunjukkan bahwa sudah ada sebuah elemen logam yang diberi nama Macropodus Pugnax. Maka digantilah nama ikan tersebut dan Mr Regan mengusulkan nama menjadi Betta splendens. Mengapa dinamai "Betta/Splendens"? konon karena ada prajurit sebuah suku yang gagah berani yang disebut "Bettah". Sedangkan Splendens berasal dari kata Splendid yang berarti cantik. Jadi Betta Splendens artinya prajurit yang cantik. Betta/cupang yang pertama kali keluar dari tanah kelahirannya, diperkenalkan ke Jerman pada tahun 1896. Dari sana, betta/cupang dibawa ke Amerika Serikat mulai tahun 1910. Tidak sampai tahun 1927, ikan cupang pertama yang berwarna cerah, bersirip panjang tiba di Amerika Serikat. Mereka adalah kiriman yang ditujukan kepada Mr Frank Locke di San Fransisco. Betta/cupang tersebut sudah tergolong betta/cupang modern, dengan warna yang indah, berbentuk persegi dengan corak menyala serta bersirip merah. Setelah sekitar 80 tahun bereksperimen dengan genetika, peternak betta/cupang di seluruh dunia (terutama AS dan Jepang), telah berhasil mengembangkan banyak strain.

Salah satu catatan menarik tentang adu ikan betta/cupang adalah bahwa pertarungan ikan betta/cupang sebenarnya lebih untuk menguji keberanian ikan, bukan untuk melihat seberapa besar kerusakan yang akan ditimbulkan, atau pertarungan hingga mati. Para penonton bertaruh pada berapa lama ikan tertentu akan berjuang, dan siapa yang akan menang. Pada kenyataannya, sebagian besar ikan betta/cupang hanya bertarung sekali atau dua kali seumur hidupnya, dan kemudian menjalani sisa hidup mereka dimanja dan digunakan untuk berkembang biak. Pertarungan ikan betta/cupang bisa berlangsung selama lebih dari 8 jam. Saling menggigit dan mendorong inilah yang kemudian di tanah air menjadi dasar menamai betta/cupang dengan istilah cupang

Habitat Alam
Habitat alami ikan betta atau cupang adalah air dangkal, dan tropis. Hal ini karena sifat ikan betta/cupang yang harus sering ke permukaan air, untuk menghirup udara. Mereka dapat ditemukan di alam di sawah-sawah, parit drainase, sungai air tawar dan kolam. Ikan betta/cupang bahkan dikenal berkembang biak dalam genangan air.

Makanan alami.

Sumber makanan alami mereka adalah serangga dan larva nyamuk. Tetapi dalam proses peternakan ikan cupang, makanan itu sering diganti dengan cacing karena betta juga menyukaia makanan ini. Selain mudah didapat cacing juga memiliki protein yang tinggi. Tetapi juga mengandung lemak yang banyak pula. Pemberian cacing yang terlalu banyak menyebabkan cacing akan menyebabkan kegemukan dan betta/cupang susah bergerak. Anda bisa juga memberikan larva nyamuk untuk betta/cupangdewasa. atau jika tidak memiliki waktu dan enggan berkotor ria gunakanlah frozen foods. Demi kepraktisan beberapa makanan beku seperti Tubifex Worms, anak udang air dan cacing darah juga bisa menjadi alternative.

Sumber : http://www.cupangplakat.co.cc/2010/03/sejarah-ikan-cupang_15.html
------------------------------------------------------------------------------------
Betta splendens
---------------------------
Betta splendens nama latin dari ikan cupang, sewaktu kecil suka banget sama ikan ini selain diadu sama teman - teman bolang " bocah petualang " warnanya sangat menawan & indah banget. sampai-sampai ikan ini ku koleksi dan kuternakkan. menurut sejarah ikan cupang ini, menurut data, telah dikenal dan dipelihara sebagian masyarakat kita sejak tahun 1960-an. Kala itu harganya masih murah dan pamornya sama dengan ikan hias lain. Variasi sirip dan warna saat itu belumlah semeriah dan seelok seperti sekarang. Begitu juga penggemarnya belum banyak dari kalangan gedongan.
Perubahan terjadi ketika tahun 1970 para importir memasukkan jenis cupang yang baru. Jenis yang masuk ada yang bersirip pendek dan panjang. Sirip pendek akhirnya dikenal sebagai cupang laga (aduan), dan yang bersirip panjang (slayer), sebagai cupang hias.
Kedua macam cupang ini sama-sama agresif, namun yang berjenis panjang, lebih bisa dinikmati karena keindahan ekornya. Mungkin kalau sampai diadu, ekor yang indah itu akan rusak.
Kehebatan cupang ini adalah ia memiliki labirin yang membuatnya bisa bertahan hidup di air yang kadar oksigen terlarutnya minim. Maka mereka mampu hidup di rawa-rawa, persawahan dan air dangkal. Hidupnya berkoloni di perairan yang tenang, yang umumnya memiliki pH 6,5—7,2 dan suhu air 24—30 derajat Celsius.
Cupang ekor panjang, menurut catatan, amat dominan sampai 1990-an, sebelum budidaya yang dilakukan hobiis ikan cupang mampu menghasilkan jenis-jenis baru yang lebih cantik dan indah. Cupang hias generasi baru mempunyai ekor yang dihiasi tulang sirip yang menonjol. Bentuknya ada yang seperti duri panjang membentuk seperti sisir atau lazim disebut serit. Ada pula yang menggelembung seperti balon-balon kecil.
Sampai kini usaha budidaya ikan cupang masih terus berlangsung. Oleh sebab itu kemungkinan jenis-jenis baru bakal bermunculan. Buat penggemar, keberhasilan mendapatkan satu jenis baru yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis sebelumnya adalah prestasi tersendiri.
Cupang hias yang baik, secara umum, tubuhnya tidak cacat dan proporsional. Sirip-siripnya lebar dan panjangnya maksimal, rapi dan utuh. Begitu juga warna tubuhnya cemerlang dan bermental bagus. Sirip yang rapi dan utuh itu akan membuat ikan ini tampil anggun saat sedang agresif.
Faktor mental yang tidak mudah ciut menentukan juga apakah ia tergolong jenis yang baik. Sebab dengan kondisi ”terjaga dan siap menyerang” itu membuatnya tetap bergaya walau disandingkan atau dihadapkan dengan lainnya.
Kriteria cupang hias yang lebih spesifik, ketika beberapa tahun lalu agak sulit didefinisikan. Menurut pakar, hal itu karena banyaknya variasi dari hasil persilangan yang gencar dilakukan oleh para hobiis belakangan ini. Namun karena kerap diadakan kontes maka kini ada pembagian kategori berdasarkan warna dan bentuk sirip.
Menurut Irwan Sugandy, pakar cupang, ada kategori warna dasar (solid). Yang masuk golongan ini adalah cupang yang warna dan sirip-siripnya satu warna. Misal biru, merah, dan hitam. Cupang kategori ini terbilang sempurna jika seluruh warna tubuh dan sirip sama, cemerlang dan rata.
Ada juga kategori warna kombinasi. Golongan ini biasanya mempunyai warna tubuh dan sirip lebih dari satu warna. Cupang kombinasi yang terbagus jika memiliki komposisi warna yang harmonis, di samping juga tubuh dan siripnya. Kalau terdiri dari tiga macam warna, cupang itu disebut three colour.
Kategori lain, tambah Irwan, adalah cupang maskot. Disebut maskot jika kepalanya putih dengan bercak-bercak merah. Warna tubuhnya putih atau keperak-perakan, dengan variasi bercak merah, biru, atau hijau. Sementara sirip-siripnya kombinasi merah putih; merah hijau; atau merah biru.
Ada juga kategori khusus, yakni cupang yang unik. Misalnya, yang ekornya terbelah (cagak) dan halfmoon. Cupang halfmoon, tergolong baru dikenal di kalangan hobiis Indonesia. Asal-usulnya ada yang menyebutkan dari Amerika Serikat, namun ada pula yang mengatakan dari Prancis.
Tipe cupang ini siripnya lebar dan mempunyai bentuk yang saling berimpit antara sirip ekor, punggung, dan perut. Tepiannya tidak berserit, namun bergerigi. Penampilannya bertambah anggun jika ia sedang dalam keadaan marah. Dia akan mengembangkan siripnya yang bak setengah bulan itu.

Sumber : http://ikan-cupang.blogspot.com/2007/08/betta-splendens.html
----------------------------------------------------------------------------------
Cara Pemijahan Cupang
-------------------------------
Proses breeding cupang/betta menurut sebagian hobiis adalah proses yang cukup menyulitkan sehingga banyak juga kalangan hobiis yang lebih mengandalkan ikan hasil pembelian ketimbang hasil breeding sendiri. Sebenarnya, proses pemijahan betta merupakan proses yang sederhana, memang untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan ketelatenan, ini yang jarang dimiliki kebanyakan hobiis. Secara ringkas, BettaPlus coba menyajikan urutan proses tersebut sebagai berikut:

1.Siapkan pasangan atau beberapa pasang cupang yang hendak dipijahkan.
2. Beri makan pasangan tersebut 2 kali sehari dengan pakan hidup atau beku seperti jentik nyamuk/cuk, kutu air, atau blood worm. Berdasarkan pengalaman beberapa rekan breeder, disarankan untuk menhindari pemberian cacing rambut pada ikan betina khususnya yang akan dipijahkan, karena berdasarkan pengalaman seringkali menyebabkan ikan betina sulit bertelur.
3.Tempatkan jantan dan betina dalam wadah yang berdampingan atau masukkan betina kedalam botol kemudian masukkan ketempat jantan bersama botol tersebut agar mereka dapat saling melihat. Biarkan mereka diisolasi selama lebih kurang 3 hari.

Persiapkan Wadah Pemijahan

1.Kita dapat menggunakan wadah berupa aquarium, gentong atau ember/baskom plastik sebagai tempat pemijahan. Disarankan untuk tidak menggunakan tempat yang terlalu lebar.
2.Isi dengan air yang telah diendapkan dengan kedalaman antara 10 s/d 15 Cm. (4 s/d 5 inches). Ini dimaksudkan agar suhu air didasar tidak terlalu dingin, memudahkan si jantan merawat telur dan burayak yang jatuh dari busa. Suhu yang dibutuhkan antara 21 hingga 31 derajad Celcius, untuk pemijahan idealnya adalah 25 derajad Celcius.
3.Siapkan media pijah (substrat) bisa berupa tanaman air, daun ketapang kering, potongan styrofoam atau serabut rafia atau lembaran plastik bening tempat si jantan membuat busa/sarang untuk meletakkan telur.

Biasanya sering menggunakan plastik bening dengan pertimbangan karena bisa memonitor telur dengan melihat dari bagian atas, tidak membusuk, tidak tenggelam dan relatif lebih bersih. Ukuran plastik cukup 10×15 cm. atau 10×10 cm. saja. Penjodohan Dan Pemijahan. Pada indukan jantan yang matang warna siripnya terlihat lebih cerah dan pada induk betina perutnya terlihat membuncit dan secara transparan kita dapat melihat telur pada saluran pengeluarannya.
Proses Pemijahan

1.Masukkan jantan terlebih dahulu ke wadah pemijahan yang telah disiapkan dan biarkan selama 1 hari agar si jantan merasa nyaman ditempat baru tersebut.
2.Masukkan betina dalam botol secara perlahan kedalam wadah pemijahan. Ini dimaksudkan agar si betina tidak mengganggu jantannya membangun sarang dan agar mereka saling memandang dan melihat apakah mereka “berjodoh” satu dengan yang lainnya.
3.Dalam tempo antara 2 hingga 8 jam si jantan akan membangun busa pada substrat yang akan digunakan sebagai tempat bercumbu dan bulan madunya. Sarang dibuat oleh sijantan dengan cara mengambil gelembung udara dari permukaan dan melepaskannya dibawah permukaan daun atau tanaman air yang mengapung dipermukaan air. Apabila betina tertarik dengan sijantan dan siap untuk dikawinkan dapat dilihat pada tanda berbentuk vertical melintang ditubuhnya dengan warna gelap. Tapi jangan terburu-buru untuk mencampur keduanya, biarkan pada tempatnya masing-masing selama 1 hingga 2 hari.
4.Lepaskan betina pada sore keesokan harinya.
5.Si jantan akan segera mendekati dan merayu si betina sambil mengembangkan sirip-siripnya seperti layaknya hendak bertarung. Ini merupakan hal yang lumrah dan merupakan naluri mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sangat kuat dan akan menghasilkan anak-anak yang juga kuat agar dapat survive di alam bebas.
6.Pada saat pemijahan tubuh si jantan akan melilit dan menyelubungi tubuh induk betina membentuk huruf “U” dengan ventral saling berdekatan sampai betina mengeluarkan telur yang segera dibuahi oleh sperma si jantan. Telur-telur tersebut akan berjatuhan kedasar dan segera diambil si jantan dengan mulutnya untuk diletakkan disarang busa. Proses pemijahan ini bisa berlangsung selama berjam-jam dan dengan proses yang berulang-ulang, dan merupakan ritual yang sangat menarik untuk dilihat.
7.Aktifitas pemijahan berakhir dengan tanda-tanda si jantan mengusir betina agar menjauh dari sarang busa.
8.Setelah aktifitas pemijahan selesai segera angkat induk betina dan letakkan di aquarium pengobatan dengan diberikan metylene blue/pomate untuk pengobatan luka-luka akibat pemijahan, dan dapat dikawinkan lagi setelah 3-4 minggu. Selanjutnya tugas menjaga telur dan merawat bayi diambil alih oleh si jantan.
9.Apabila selama 3 hari si jantan tidak membuat sarang busa atau si betina tidak mau bertelur segera angkat dan gantikan dengan pasangan berikutnya.
10.Ulangi proses diatas dengan pasangan-pasangan berikutnya
11.Telur-telur yang fertile akan menetas setelah 24 jam pada suhu berkisar 25 derajat Celcius. Dan 2 hari kemudian akan terlihat burayak seukuran jarum dengan warna kehitaman.
12. Bila burayak telah dapat berenang bebas indukan jantan dapat segera diangkat dan tempatkan pada aquarium pengobatan/karantina. Setelah 7 hari indukan jantan telah siap untuk dikawinkan lagi. Perlu dicatat bahwa Betta atau Cupang tidak akan pernah mau kawin dengan pasangan yang bukan pilihannya, jadi kita tidak dapat memaksa si jantan untuk mengawini betina pilihan kita, pun sebaliknya kita tidak bisa memaksa si betina untuk menerima ajakan kawin si Jantan tertentu
(Sumber : BettaPlus.com)
-----------------------------------------------------------------------------------
Pembesaran Burayak Betta/Cupang
--------------------------------------------
Setelah membahas bagaimana proses breeding cupang/betta, berikut kami paparkab tips pembesaran anakan cupang (burayak), mulai dari hari pertama telur hasil pemijahan menetas sampai dengan cupang remaja siap direlease. Patut diketahui bahwa burayak sampai umur 2-3 hari tidak perlu diberi makan karena adanya cadangan kuning telur (egg yolk) dalam tubuhnya. Pembesaran burayak tidak sesulit seperti yang kita bayangkan asal kita mengetahui tahap-tahapnya, dan itu merupakan tantangan tersendiri bagi para breeder.

1. Dengan meletakkan tanaman air pada wadah pemijahan berguna dalam menyumbangkan sedikit infusoria secara alami buat burayak.
2. Setelah burayak dapat berenang bebas secara otomatis dan naluri alamiahnya akan berburu untuk makan, dan secara naluri pula mereka dengan atraktif akan menyerang sesuatu yang bergerak.
3. Pada saat burayak berumur 3-4 hari dapat diberikan vinegar eels, gerakannya disukai serta menarik minat burayak dan bentuknya yang sangat kecil cukup pas untuk burayak memakannya. Anda dapat juga memberi makan burayak dengan infusoria, rotifera atau micro worms.
4. Setelah burayak berumur 1 minggu dapat diberikan pakan kutu air saring atau BBS (Baby Brine Shrimp)/Artemia yang telah dikultur.
5. Pemberian kutu air dan Artemia bisa dilanjutkan hingga burayak berumur 3 minggu, dan dapat juga dicampur/divariasi dengan cacing tubifex sp., chironomus sp., ataupun vinegar eels karena pertumbuhan burayak sering kali tidak sama.
6. Pada umur 5 minggu burayak siap untuk dilakukan pendederan atau dipindahkan ketempat yang lebih besar ataupun kolam. Pada saat ini porsi pemberian pakan lebih banyak dan dilakukan penggantian air secara kontinyu.
7. Pada usia 4 hingga 6 minggu burayak mulai terbentuk organ labyrinth nya dan mereka mulai menuju permukaan untuk bernafas (mengambil oxygen langsung dari udara).
8. Setelah lewat umur 6 minggu pemberian diet makanan mulai variatif, jentik nyamuk (cuk), kutu air dan bloodworm.
9. Lakukan penggantian air sebanyak 30% dengan cara siphon atau membuka drain/valvenya, sekaligus membersihkan kotoran dan sisa pakan yang ada didasar. Kemudian tambahkan air baru yang telah diendapkan secara lembut/perlahan. Sejak usia 4 minggu naluri bertarung sudah mulai tampak dan penggantian atau penambahan air baru/bersih akan merangsang aktivitas hormonal ikan yang mengarah kepada agresivitasnya. Untuk meminimize pertarungan gunakan tempat atau space yang lebih besar atau dapat juga meletakkan tanaman air hidrilla atau dapat juga menggunakan serabut rafia untuk menghindari pertemuan langsung yang berakibat timbulnya pertarungan.
10. Umur 7 hingga 8 minggu mulai dapat disortir jantan atau betina.
11. Umur 10 hingga 12 minggu dapat disortir berdasarkan grade A, B, atau C. pisahkan mereka karena masing-masing memiliki nilai jual yang berbeda.
12. Pilih anakan yang kwalitas baik atau super, dan diletakkan mereka dalam aquarium terpisah
Gunakan aquarium berukuran minimal 15×15x20 Cm. dan lakukan penggantian air 30% – 50% setiap 3 – 7 hari. Kunci utama dalam perawatan adalah kwalitas air yang baik dan pakan yang baik, karena hal ini berakibat langsung terhadap kesehatan dan pertumbuhan ikan.
(Sumber : BettaPlus.com)
-----------------------------------------------------------------------------------
Pemberian Liquifry pada Burayak Cupang Hias
-------------------------------------------
Beragam cara yang dilakukan Sobat Hobiis cupang hias atau betta splendens dalam memberikan pakan pada burayak cupang hasil breedingnya. Salah satu pakan burayak yang mereka gunakan diantaranya ada liquifry no.1, teknik mereka memberikan pakan tersebut pada burayak pun beragam, berikut di antaranya:

* Cara yang ditempuh Sobat Hobiis pertama: “setelah ikan menetas kurang lebih 2 hari, baru saya berikan liquifry, Cara kasihnya liquiry saya campur pakai air lalu saya aduk sampai merata,baru diberi ke burayak secara merata.hasilnya anakan saya cukup banyak sekali… “

* Cara yang ditempuh Sobat Hobiis kedua: “liquifry ditetesin di tempat terpisah, pada saat indukan betina di tempat pemijahan di angkat, karena lama telur (calon burayak) menetas, sama dengan (lama kultur infusoria pada liquifry) liquifry sama, maka pas telur menetas, liquifry udah siap, nanti liquifry yang sudah jadi makhluk sejenis infusoria tinggal ditetesin aja ke tempat burayak menggunakan pipet”
* Cara yang ditempuh Sobat Hobiis ketiga: “Kalo masalah dosis mah tergantung kebutuhan. Kalo telurnya banyak, ya dikasih liquifry yang banyak ( 5 tetes pake pipet misalnya ), biasanya sehari 2 kali, pagi dan sore/malam. Diberikan sampe burayak berumur 5 hari. Burayak umur 5 hari udah bisa makan artemia atau kutu air saring”
* Cara yang ditempuh Sobat Hobiis keempat: “(Kultur infusoria dalam liquifry) pake air pam (ledeng) yang diendapkan. Teteskan liquifry kurang lebih 5 tetes kedalam air yang ditempatkan dalam baskom, atau wadah lain yang cukup. Kemudian taruh ditempat yang cukup cahaya, diamkan selama 1 minggu trus setelah itu baru bisa diberikan kepada burayak cupang…” (Sumber : BettaPlus.com)
----------------------------------------------------------------------------------
Pakan Cupang dan Kandungan Gizinya June 22nd, 2010
--------------------------------------------------------------
Dari berbagai sumber, coba kami ulas secara ringkas ragam pakan cupang berikut keterangan kandungan gizina:

Jentik Nyamuk, atau disebut juga djan ‘cuk’

Protein 15.58% (protein kering 48.96%), kelembaban 68.18%, lemak 7.81%, serat 3.46%, abu 1.4%

Cacing Darah, sering ditulis dalam kemasan dengan Blood Worm

Protein 10.5% (protein kering 69%), kelembaban 84.8%, lemak 2%, abu 7%

Cacing Rambut, disebut juga cacing sutera

Protein 48%, kelembapan = tdk diketahui, Lemak 21%, glikogen 7%, lemak asam organik 1%, asam nucleic 1 %

Daphnia, lebih dikenal sebagai kutu air

Protein 5% (protein kering 45.45%), kelembapan 89%, lemak 5%, abu 9%

Artemia, di dunia hobiis internasional disebut juga brine shrimp, karena ia tergolong dalam keluarga udang renik

Protein 9 % (protein kering 75%), kelembapan 88%, lemak 2.5 %, serat 3%, abu 6%.

Posted in Betta Feeding
-----------------------------------------------------------------------------------
Merawat Ikan Cupang kontes
---------------------------------------
Merawat ikan cupang hias siap kontes tidaklah sulit , yang diperlukan hanyalah ketekunan dan ketelitian pemeliharaan ikan cupang setiap harinya, misalnya permberian pakan yang teratur , penggantian air akuarium yang teratur, dan tidak lupa pula melatih mental ikan cupang. Tak jarang peternak menghabiskan waktu dari pagi hingga malam untuk mengontrol kondisi ikan cupang.

Cupang hias diberi pakan alami seperti kutu air. Permberian pakan 2x dalam sehari ,pada waktu pukul 07.00 dan 17.00, berikan pakan yang secukupnya. Terlalu banyak pakan tidak bagus khususnya terhadap kebersihan air di akuarium (dikhawatirkan akan mengendap dan membusuk di dasar air)Pemekaian takaran, seperti sendok teh bisa mengontrol jumlah pemberian pakan. Botol aor mineral yang diberi selang juga bisa dimanfaatkan untuk pemberian makanan cupang. Alat itu selain murah juga mudah dioperasikan. Kutu air dimasukan ke botol lalu disemprotkan satu per satu ke dalam akuarium. Kutu air yang telah dibekukan di dalam pemberiannya cukup dengan dicuil-cuil.
Jentik nyamuk dapat diberikan sebagai selingan setiap 2 hari sekali , bisa juga diberikan untuk makanan pokok. Toh ,ikan cupang yang berumur 1.5 bulan sudah bisa makan makanan yang berukuran besar. Cuk sebaiknya diambil yang teidak bengkok atau tua.
Ada cara untuk menyeleksi cuk. Jentik nyamuk yang diambil dari selokan atau empeng biasanya masih kotor dan bercampur dengan larva hewan lain. Masukkan cuk ke air es, secara otomatis mereka akan teler, cuk akan mengendap ke dasar sedangkan Non-cuk akan mengambang.Cuk diambil dengan saringan halus,lalu dimasukan ke dalam air yang telah ditetesi PK, dosis 1/2 tetes untuk ember ukuran 15 liter, ini untuk "membangunkan" cuk, setelah itu cuk dicuci dengan air bersihdan siap disajikan
Jika masih susah diperoleh, cacing cutra ,cacing rambut, atau cacing darah juga bisa diberikan , namun penggunannya terkadang membuat cupang menjadi kembung. Sebaiknya cacing dibersihkan berulang-ulang dengan air bersih sebelum siap disajikan
Pengolahan air sangat penting agar cupang tetap sehat. Ganti air 50% sebaiknya dilakukan setiap hari,semakin sering air diganti pertumbuhan ikan cupang akan semakin cepat. Batas maksimal pergantian air 3 hari. Caranya cukup menyedot dengan selang plastik.
Seminggu sekali air diganti total. Botol atau akuarium dicuci bersih kemudian dijemur agar kuman-kumannya mati. Cara lain untuk membunh cendawanatau bakteri dengan merendam wadah itu dengan larutan PK dosis tinggi selama 1-2 jam. setelah itu wadah dicuci dengan bersih dan dijemur.Terlambat mengganti air menyebabkan penyakit. sisa pakan dan kotoran cupang yang mengendap di dasar air dapat menyebabkan penyakit.

Sumber : http://ikan-cupang.blogspot.com/2007/08/merawat-ikan-cupang-kontes.html
-----------------------------------------------------------------------------------
Giant Plakat pun Punya Sejarah
-----------------------------------------
Giant Plakat, bagi sebagian besar hobiis betta splendens atau cupang hias, siapa yang tak kenal jenis ini. Ukuran badannya yang di atas rata-rata cupang pada umumnya lah yang membuat ia disebut Raksasa (Giant). Untuk pertama kalinya, pada tahun 1999 cupang giant dikembangbiakkan, oleh seorang breeder Thailand bernama Mr. Athapon (Uncle Sala) dan anaknya Mr. Natee, pemilik Diamond Fish Farm. Untuk pertama kalinya mereka mendapatkan seekor cupang plakat yang memiliki panjang 4 inchi (10 cm) dikolam mereka dan memiliki ide untuk mengembangkan cupang tersebut.

Mereka mencari indukan betina yang besar dari sekitar 300 an kolam mereka untuk pasangan si cupang plakat raksasa yang mereka miliki. Dengan gigih mereka melakukan selektif breeding dengan menyilangkan cupang raksasa tersebut sehingga dicapai ukuran dan bentuk yang dikehendaki. Pada tahun 2001 Uncle Sala mulai memasarkan cupang raksasanya dan menamakannya Giant Betta. Setahun kemudian dikirimnya giant betta ini mengikuti kontes cupang internasional IBC di Amerika Serikat. Ketika itu harga seekor giant betta ditawarkan di Aquabid seharga US$ 1000 dan terjual. Gilee bener cing….

Pada awalnya untuk mencapai ukuran 3 inchi (7.5 cm) dibutuhkan waktu 8-9 bulan namun sekarang untuk mencapai ukuran yang sama dapat dicapai hanya dalam waktu 5 bulan saja. Sementara sirip dan warna sudah berkembang semakin bervariasi sehingga didapat giant halfmoon, giant double tail, giant serit. Ukuran terbesar yang dapat ditemukan adalah 5 inchi (12.5 cm) pada giant berumur lebih dari 1 tahun.

Disarikan dari berbagai sumber :) (BettaPlus.com)
-----------------------------------------------------------------------------------
Penyakit umum ikan cupang
------------------------------------
Penyakit yang menyerang cupang umumnya penyakit parasiter dan nonparasiter. Penyakit parasiter disebabkan parasit berupa jamur, bakteri, virus yang menyerang organ dalam dan luar tubuh. Sementara penyakit nonparasiter bersumber dari faktor lingkungan, misalnya pH dan dH yang tidak stabil, air kotor hingga menyebabkan minimnya oksigen yang terlarut didalam air.

Whitespot
Penyebabnya adalah cendawa Ichthyopthirius multifiliis. Ikan akan berenang seperti tersentak-sentak, ikan sering mengosok-gosokan tubuhnya kedinding wadah dan tubuh terdapat banyak titik putih seperti butiran garam dapur.
*Perendaman dengan air yang dilarutkan dengan Mythylene blue selama 5 hari dan penjemuran matahari pagi bisa mengatasi penyakit ini.

Velvet
Penyebabnya parasit famili Dinoflagellate, yaitu Oodinium pillularis yang berukuran dibawah 15 mikron. Ikan akan lebih sering berdiam diri dipermukaan air, ekor menguncup, tubuh diselaputi lendir dan tubuh pucat.
*Perendaman dengan air yang terlarut obat antibakterial dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit ini.

Dropsy
Penyebabnya adalah Salmonella sp dan virus-virus yang tidak dikenali. yang terbawa oleh pakan yang kurang higienis atau air yang kurang bersih. Ciri-ciri umum sisik ikan seperti berdiri layaknya kulit
biji salak dan ikan akan kesulitan membuat kotoran hingga perut ikan akan membesar.
*Sulit menyembuhkan ikan yang terserang penyakit ini.

Cacingan
Penyebabnya parasit golongan cacing Nematoda, yaitu Ascaris Lumbricoides. Yang tertular melalui pakan yang kurang higienis.
*Perendaman dengan obat anti cacing seperti wormx dsb selama 4-7 hari dapat menyembuhkan penyakit ini.

Sumber : http://kingaquarior.weebly.com/penyakit.html
------------------------------------------------------------------------------------
Sejarah Cupang Serit
------------------------------

Pada tahun 1997 ikan Cupang Serit Konon kabarnya pertama kali diperkenalkan oleh Ahmad Yusuf, seorang peternak andal dari kawasan Haji Ten, Jakarta Timur, lalu di ikuti oleh peternak-peternak di kawasan Kota Bambu, Slipi, Jakarta Barat. Tapi hal ini disangkal oleh parapeternak di kawasan Slipi mereka berkata yang pertama kali mengembangbiakan cupang jenis serit ini adalah seorang yang bernama Muhammad Yamin, ia tinggal di daerah Selipi, tepatnya di belakang Pengadilan Negri Jakarta Barat .Di silangkan dari indukan impor Thiai yang berwarna biru yang memiliki ekor delta dan bergerigi atau biasa di sebut gir oleh peternak lokal. setelah beberapakali di kawinkan terciptalah cupang serit yang pertama dengan warna biru, hijau, abu-abu, dan maskot (cambodian). dan bulan Agustus 1998, pertamakalinya cupang serit di terjunkan dalam ajang kontes cupang di Pondok Indah Mall Jakarta.

By. Teguh Setiawan
Posted by Teguh Setiawan at 8:44 AM http://infoikancupang.blogspot.com/2009/11/sejarah-ikan-cupang-di-indonesia.html
------------------------------------------------------------------------------------

Cupang Ideal Yang Pantas di Pilih Untuk Kontes


Pada saat kita memilih ikan untuk di ikut sertakan dalam kontes ikan cupang yang perlu kita harus perhatikan ialah ikan yang sehat, badan dan sirip terlihat bersih, tidak ada cacat, sisik terlihat rapi dan yang pasti memiliki mental yang berani. Tulang sirip melengkung rapih atau terlihat lurus. Sirip berdiri tegak dan tutup insang terbuka lebar saat ngedok, terlihat agresif & lincah pada saat melihat lawannya.

Pada bagian tubuhnya kalau kita tarik garis tengah, ciri cupang untuk kontes memperlihatkan bayangan yang simetris antara bagian atas dan bawahnya. Cupang kontes mempunyai bentuk yang proporsional antara ukuran tubuh & siripnya. badan agak mengecil sedikit pada bagian pangkal ekor. Bentuk, lebar & ukuran sirip punggung (dorsal) harus mendekati bentuk, lebar & ukuran Sirip Bawah (anal). Bukaan ekor (caudal) membentuk sudut 180 derajat yang di ukur dari tulang ekor pertama hingga tulang ekor terakhir. Bagian luar dari ketiga sirip (sirip ekor, punggung, & bawah) membentuk lingkaran yang saling menutupi dan tidak ada sepasi di antaranya biasanya tulang ekor pada cupang serit berjumlah minimal 11 batang tulang ekor, sirip terlihat lebar dan overlapping di setiap ujungnya. Pencabangan tulang sirip sekunder dan terlihat memiliki jarak yang sama panjang pada tulang siripnya atau rata.

Pada gambar di samping kanan layar saya perlihatkan ikan cupang jenis serit warna merah yang kurang baik untuk dipilih untuk cupang kontes, karena ia mempunyai sirip yang tidak lengkap, pada sirip analnya ada sirip yang patah mungkin di akibatkan jamur yang menyerang siripnya, seritnya tidak tersusun dengan rapih & kurang agresif.

Pada cupang kontes yang ideal memiliki warna yang indah dengan identitas yang sama. Pada kelas warna dasar solid, tidak ada warna lain terlihat pada sirip dan tidak ada noda warna lain didalam badannya. Pada kelas warna kombinasi cupang harus memiliki warna gelap dan terang yang memiliki warna kontras. secara keseluruhan penampilan warna harus tampak menarik, indah dan mengkilap.

ini artikel untuk teman saya Jeffry di Cirebon, maaf saya tidak dapat foto yang seperti kamu minta ya.. Jeff.

By. Teguh Setiawan
Posted by Teguh Setiawan at 6:24 AM
http://infoikancupang.blogspot.com/2009/11/cupang-ideal-yang-pantas-di-pilih-untuk.html
----------------------------------------------------------------------------------------
Seputar Istilah "Dragon"
--------------------------------
Ilmu genetika ikan cupang 'mirip2' dgn genetika manusia, buat yg dulu SMA-nya jurusan A1/A2 (Fisika/Biologi) pasti pernah mendptkan pelajaran tsb. Kalo di manusia, utk Laki2 diwakilkan dgn simbol 'XY', sdgkan utk perempuan 'XX', nahh kl di cupang simbolisasinya berdsrkan warna/tampilan luar ikan tsb... :mrgreen:

Ini berdsrkan hasil penelitian genetika ikan cupang dr Joep Van Esch, menurut beliau sbb:

Secara genetik, gen ikan cupang diwakilkan dgn simbol sbb:
1. Simbol '+' (setengah metalik), ini utk mewakili kehadiran copy dr gen metalik yg menyebar.
2. Simbol 'nm' (non metalik), ini utk mewakili ikan yg sama sekali tdk memiliki warna metalik di bodynya.

Di dlm setiap ikan, selalu terdpt 2 copy dr gen, jd kombinasi gen dr seekor ikan bisa sbb:
1. Homozygous Non Metalik, simbolnya (nm nm): 2 copy dr gen non metalik (ikan tanpa warna metalik).
2. Heterozygous Metalik, simbol (+ nm): 1 copy gen metalik, 1 copy gen non metalik (istilahnya GENO metalik).
3. Homozygous Metalik, simbol (+ +): 2 copy dr gen metalik (ikan metalik).

Gen Metalik ialah gen yg Dominan, artinya jika kita mengawinkan ikan dgn gen metalik dgn ikan yg tdk memiliki gen metalik, hsl anakannya dipastikan akan membawa gen metalik (phenotype metalik), walaupun tdk semua anakannya akan memilki warna metalik di bdnnya, anakan yg tdk tampak warna metaliknya disebut geno metalik.

'Dragon' ialah istilah yg diberikan para breeder dan dikategorikan sbg warna Full Metalik, turunan dr warna copper, jd utk contoh 'soal'nya sbb:
Nahh, semuanya itu berdsrkan teori genetika, utk kenyataannya tentu tdk lepas dr campur tgn YG DIATAS.
Dan juga kemungkinan selama perkembangan burayak, byk burayak dgn warna tertentu yg mati sehingga mengurangi jumlah dr perhitungan di skema tsb...
Sumber : Yerry Djaja ( http://www.indobettas.com/forum/viewtopic.php?f=47&t=2167 )
--------------------------------------------------------------------------------------------
STANDARD PLAKAT KONTES
--------------------------------------------------------------------------------------------
Plakat ini paling umum diternakan belakangan ini, mengkombinasikan karakter plakat tradisional dengan cupang kontes. Seperti plakat tradisional bentuknya tidak simetris. Standard plakat kontes sama dengan plakat tradisional dengan 2 pengecualian penting berikut ini:

Sirip punggung: Sirip punggung harusnya setengah lingkaran dan lebih disukai bukaannya seperti kipas. Yang paling ideal sirip punggung tumpang tindih dengan bagian atas sirip ekor. Ujung depan sirip punggung dapat meruncing atau sedikit membulat. Kapasitas dari sirip untuk membuka sering diperoleh tidak dengan besarnya volume, akan tetapi dengan banyaknya cabang tulang sirip. Sirip atas yang tumpang melewati tubuh kurang disukai.


Sirip ekor: Tidak seperti plakat tradisional, standard penilaian sirip ekor sama dengan standar pada cupang kontes, Bukaan bentang ekor harus 180 derajat, tulang yang lurus, ujung sudut meruncing, dan berbentuk setengah lingkaran (meyerupai huruf D), tidak lebih panjang dari 1/3 badannya. Percabangan tulang ekor harus sama dan merata disemua tulang dan memiliki cabang tulang 4 atau lebih namun tidak berlebihan.. Bukaan ekor lebih dari 180 derajat (overhalfmoon/OHM) tidak lebih disukai daripada bukaan ekor setengah lingkaran (180 derajat).

Sirip Bawah: Sirip bawah memiliki bentuk trapezium dengan ujung bagian depannya (anterior) lebih pendek dari ujung bagian belakangnya (posterior). Dari ujung depan sirip bawah ke ujung belakangnya menurun hingga ujung belakangnya (Posterior) meruncing. Panjang tulang sirip bawah yang terpanjang idealnya dua kali atau lebih (lebih disukai) lebih panjang dari tulang ekor yang terpanjang. (lihat gambar dibawah) Saat ngedok, ujung depannya terangkat maju dan ujung belakangnya harus overlap atau tumpang tindih dengan bagian bawah sirip ekor.

Sirip Dasi: Meruncing seperti pisau yang menghadap kebawah dengan lancipnya menghadap kebelakang. Sirip dasi harus penuh, sama panjang, dan tidak terlihat bersilang secara permanen. Panjang sirip dasi sedikitnya harus sama dengan panjang sirip bawah yang terpanjang.

Sirip Dayung: Sama seperti standard cupang kontes yang lain.

Kesalahan Pada Bentuk dan Sirip Plakat Kontes

1. Sirip dasi sedikit lebih pendek dari 2/3 panjang badan (Kesalahan ringan)
2. Sirip dasi tidak bercabang lebih disukai, bercabang (Kesalahan Ringan).
3. Tulang sirip pada ekor yang terdekat dengan sirip punggung dan sirip bawah lebih pendek
dari tulang sirip ekor bagian tengahnya, menyebabkan sudut ekor bagian atas dan
bawahnya membulat (Kesalahan kecil)
4. Sirip punggung tidak memiliki cabang utama (Kesalahan kecil)
4. Panjang sirip dasi setengah dari panjang badan atau sedikit kurang (Kesalahan kecil)
5. Pencabangan pada sirip ekor < 3 derajat (Kesalahan kecil)
6. Sirip bawah tidak terlihat jelas menurunnya dari bagian paling depan (anterior) ke bagian
paling belakang (posterior) (Kesalahan besar)
7. Ujung pada sirip bawah tidak meruncing dan panjang (Kesalahan besar)
8. Bukaan sirip ekor kurang dari 180 derajat (Kesalahan besar)
9. tambahan semua kesalahan umum lain yang sesuai dapat diterapkan
10. juri berhak menurunkan dan menaikkan satu level tingkat kesalahan
sedangkan...
Standar Nasional BMII :
Plakat adalah jenis betta splendens yang memiliki ekor pendek atau shortfin. Plakat disebut juga dengan HMPK ( Halfmoon plakat ) dikarenakan fisik plakat menyerupai halfmoon hanya saja sirip-sirip yang dimilikinya lebih pendek. Namun seiring perkembangannya bentuk plakat menjadi berbeda dari halfmoon, baik dari sisi ukuran sirip maupun pada bentuk tubuh.
Kriteria plakat untuk diikut sertakan dalam kontes :
1. Sirip anal harus berbentuk trapesium terbalik
2. Sirip anal harus lebih panjang dari sirip cadual
3. Bagian belakang sirip anal harus lebih panjang dari bagian depannya
4. Bagian depan tulang sirip anal panjangnya ¾ dari bagian elakangnya
5. Bagian depan sirip anal yang arahnya kearah depan mendapat nilai plus
6. Bagian depan dorsal yang mengarah ke depan mendapat nilai lebih
7. Sirip caudal yang berbentuk lebih dari 180 derajat atau over mendapat nilai plus
8. Sirip caudal tidak boleh lebih panjang dari sirip dorsal maupun anal
9. Semua sirip harus terlihat kokoh atau tidak ada bengkok maupun roboh
10. Saat bermain semua sirip harus overlap, mengunci rapat dan tidak ada spasi antar siripnya
11. Sirip pangkal harus lebar baik dorsal, anal maupun cadual
12. Sirip pectoral harus lurus, sama besar dan sama panjang
13. Tulangan sirip tidak boleh menumpuk atau menjepit
14. Selaput sirip tidak boleh terlipat atau grepes
15. Ujung-ujung sirip cadual harus berbentik lancip atau tidak rounded
16. Bentuk tulangan dorsal dan anal yang mengarah ke belakang mendapat nilai minus
17. Pangkal sirip cadual harus besar dan saat bermain tidak menungging ke atas 45
18. Sirip dorsal yang berbentuk rounded mendapat nilai minus
19. Tulangan terakhir sirip cadual harus sama antara bagian atas dan bagian bawahnya
20. Bentuk sirip cadual harus balance dan jika bagian atas dan bawah di lipat harus sama bentuknya atau tidak peyang
21. Sirip cadual yang berbentuk sabit lebar dan sama besar bagian atas dan bawahnya mendapat nilai maksimal
22. Sirip dorsal yang berbentuk seperti topi tentara romawi ( mohawk ) merupakan nilai plus
23. Antara sirip dorsal dengan badan bagian atas tidak boleh terlihat ada spasi
24. tambahan semua kesalahan umum lain yang sesuai dapat diterapkan

(sumber catatan: catatan MrLiang Pyk)
-----------------------------------------------------------------------------
KULTUR KUTU AIR
-----------------------------------------------------------------------------
Kutu Air adalah nama yang tidak asing dikalangan peternak ikan hias. Untuk menyediakan kutu air bagi keperluan anak ikan, yang paling mudah adalah dengan membelinya di kios ikan hias, akan tetapi apabila pasokan kutu air tidak bisa diandalkan kontinyuitasnya maka membiakkan sendiri kutu air adalah jalan terbaik. Saya sudah beberapa kali mencoba kultur kutu air berdasarkan artikel di majalah atau tabloid dengan menggunakan pellet ikan, tapi karena tidak ditulis secara mendetil caranya maka usaha ini berakhir dengan kegagalan. Ada juga buku yang menulis secara detil, akan tetapi kultur tersebut dilakukan dengan menggunakan kotoran ayam sebagai medianya. Hal seperti ini tidak mungkin saya lakukan. Sampai akhirnya di www.o-fish.com dimuat artikel mengenai Daphnia. Setelah dipelajari dan dilanjutkan dengan beberapa kali tanya jawab dengan Bp. Wahyu Purwakusuma, pada akhirnya, ditemukan juga “slah “ untuk membiakkan kutu air dengan menggunakan susu bubuk sebagai makanannya. Cukup mudah juga sebenarnya. Cara yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
Saya menggunakan ember yang biasa digunakan untuk mencuci pakaian, kemudian isi ember tersebut dengan air separuhnya. Beli kutu air di kios ikan, lalu tuang kutu air tersebut dalam serokan dan cuci(bilas) beberapa kali dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada tubuh kutu air. Selanjutnya tuang kutu air tersebut kedalam wadah lain dan biarkan beberapa saat. Pilih (serok) kutu air yang melayang-layang dipermukaan air dalam wadah tersebut sebagai starter atau bibit sedangkan sisanya bisa diberikan pada ikan. 
Masukan bibit kutu air yang telah disiapkan kedalam ember kultur dan beri makanan, yaitu : ½ sendok teh peres (diratakan) susu bubuk. Saya memakai susu bubuk merk Dancow sebagai pakan, bisa juga digunakan susu merk lain bahkan yg lebih murah ). Larutkan susu bubuk tadi dalam ± 200 cc air atau dikira-kira sendiri sepantasnya, lalu aduk sampai semua larut dan merata. Siramkan merata ke ember yang berisi bibit kutu air. Kultur perlu diberi aerasi tetapi tanpa batu aerator dan disetel sedemikian rupa sehingga gelembung udara yang dihasilkan kecil-kecil saja. Pemberian makanan cukup sekali sehari. Ember ditempatkan ditempat yang tidak kena sinar matahari sehingga suhu air dapat bertahan 26º C - 27º C 
Apabila kultur berhasil, maka pada hari ketiga sudah akan terlihat jumlah kutu air tersebut berlipat ganda dari jumlah bibit yang kita masukan semula. Dengan demikian kutu air sudah mulai dapat dipanen. Apabila kebutuhan akan kutu air ini banyak anda dapat membuat kultur dalam beberapa ember sekaligus, atau memakai tempat yang lebih besar.
Kendala yang pernah saya hadapi adalah: setelah 5-6 hari air kultur berubah manjadi coklat keruh dan berbau menyengat seperti telur busuk. Hal ini tampaknya disebabkan oleh makanan yang berlebihan sehingga tersisa dan menjadi rusak serta berbau. Solusi yang saya lakukan adalah dengan menyedot air dan kotoran dari dasar ember sampai air tinggal 50 % ( Sebagian kutu air juga ikut terbuang ). Kemudian tambah dengan air baru dan biarkan sehari tanpa dikasih makan. Selama beberapa hari pemberian makanan dilakukan 2 hari sekali, Setelah airnya jernih lagi pemberian makan dapat dilakukan kembali setiap hari sekali.
Dengan kultur sendiri yang sederhana ini saya tidak pernah lagi membeli kutu air. Apabila diperlukan, cukup memanennya dari ember kultur.
oleh: Yeremia (http://o-fish.com/) -----------------------------------------------------------